Senin, 24 Januari 2011

Walau Modern, Tak Lupa Budaya

Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia yang lahir disertai oleh perasaan atau ekspresi yang tinggi. Begitulah definisi kebudayaan menurut Drs Bambang Sulistyo. Pak Bambang Sulis, sapaan akrab beliau, memang sangat mencintai dunia seni. Beliau yang mempunyai hobi melukis ini, menyukai semua hal yang berhubungan dengan seni. Mulai dari melukis, musik, menggambar, interior, desain grafis, dan masih banyak lagi.

Pak Bambang Sulis yang sekarang tinggal di Celeban UH 3, 466, Yogyakarta, menamatkan sekolah di SD Godean, Demakijo. Kemudian meneruskan SMP dan SMA-nya di Wonosari. Lalu melanjutkan kuliah di IKIP Yogyakarta tahun 1979 – 1983 jurusan sastra seni. Beliau dikaruniai 4 orang putra.

Pengalaman beliau mengajar tentu sudah sangat mumpuni. Banyak pengalaman dan suka duka beliau selama mengajar sebagai seorang guru kesenian. Sukanya antara lain merasa senang dalam mengajar kesenian, sebab seni merupakan bagian hidup beliau. Tentu saja, setiap orang yang mencintai profesinya akan merasa senang dan nyaman saat mengerjakan profesi tersebut. Menurut Pak Bambang Sulis, kesenian merupakan ilmu yang bersifat umum, sehingga fasilitas yang disediakan kurang, sebab seni banyak mengutarakan ide dan gagasan.

Bicara soal hal-hal favorit dalam kesenian, Pak Bambang Sulis menyukai musik yang bergenre slow atau biasa disebut slow motion. Beliau menyebutkan Basro, seorang tokoh dagelan, dan Amri Yahya, seorang tokoh seniman yang juga sebagai guru beliau adalah tokoh-tokoh yang digemari dalam bidang kesenian.

Opini beliau mengenai kebudayaan sekarang adalah banyaknya budaya bangsa yang telah bergeser. Budaya sendiri mulai ditinggalkan. Contohnya seni tari tradisional sudah diserbu oleh tari modern atau modern dance, diakibatkan salah satunya oleh siaran TV yang tanpa filter.

Harapan beliau adalah agar budaya bangsa tetap dilestarikan, apapun bentuknya, seperti batik, wayang, gamelan dan sebagainya. Seperti orang Jepang tutur beliau, walau mereka berada di era modern, namun tidak melupakan kebudayaan yang menjadi ciri khas bangsanya. Untuk saat ini beliau mulai memunculkan budaya yang hampir punah agar generasi muda mau mempelajari kembali budaya sendiri. Contohnya sekarang ini, SMA N 1 Sewon telah menambahkan batik sebagai muatan lokal. Itulah salah satu perwujudan dari pelestarian budaya bangsa. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi ?



Createdby Lutfi Ef / SMA N 1 Sewon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar